Kamis, 15 Desember 2011

BENARKAH KITA SUDAH BERIMAN...?


Persoalan Iman dalam kehidupan adalah modal dasar seorang insan untuk menentukan arah dan langkah serta tujuan dalam hidup ini. Kita ketahui semenjak penciptaan manusia pertama kali yang bernama adam adalah jalan untuk membuktikan tentang Iman itu. Dalam rangka proses menuju itu terciptalah alam ini dengan beragam macam bentuk corak dan warna sebagai petunjuk bagi manusia untuk mengetahui hakekat dan tujuan dalam hidup. Lalu sekarang timbul pertanyaan pada diri kita apakah iman itu dan pada siapa semestinya harus di persembahkan serta apa fungsinya dalam kehidupan ini.
Untuk menjawab pertanyaan ini mulailah diri kita mencari jawaban dengan menyelami lautan akal dengan mempelajari serta mendalami intisari dari Iman maka ditemukanlah jawaban bahwa yang dikatakan Iman adalah keyakinan diri kita, pada siapa Iman ini harus dipersembahkan akhirnya dapatlah kesimpulan tentang adanya pencipta maka inilah yang dikatakan Tuhan. Ketika keyakinan kita tentang keberadaan Tuhan sudah tertanam dalam jiwa maka jelaslah arah dan tujuan hidup, maka kita akan tampil ditengah-tengah kehidupan ini sesuai dengan keyakinan tentang Tuhan yang kita yakini. Karena terlahir dari keluarga muslim maka sudah tentu kita meyakini tiada Tuhan melainkan Allah SWT dan Muhammad itu adalah Nabi dan Rasul-Nya. Semenjak keyakinan ini kita anut maka kita akan diikat oleh aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT yang telah diturunkan melalui nabi Muhammad SAW, kita harus mengikuti cara pola kehidupan Rasulullah SAW dalam menjalani kehidupan ini di segala bidang.
Kalau kita baca perjalanan hidup Rasulullah dalam mengarungi hidup ini memang sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, Rasulullah SAW sebagai contoh yang baik (uswatun Hasanah) telah mengajarkan keimanan yang sebenarnya, beliau mempunyai keistiqamahan, kejujuran, kebenaran dan kesucian jiwa, sehingga beliau berada pada tingkat Insan kamil. Iman yang beliau miliki telah membentuk kepribadian tinggi pemikirannya membawa perobahan dan pencerahan dalam kehidupan. Segala perkataan dan perbuatannya melahirkan budi luhur yang membawa perbaikan pada kehidupan dunia ini. Rasulullah SAW telah mencapai kedudukan yang tertinggi dalam pembentukan akal dan budi. Disebabkan karena kemurnian dan ketinggian iman beliau, kehadirannya pada alam ini menjadi rahmat dan karunia yang amat besar. Coba kita renungi diri ini dengan sejujur-jujurnya ternyata kita belumlah dapat dikatakan beriman, selama ini kita masih sering bermain-main dengan keyakinan yang kita anut dengan mendustai kebenaran itu sendiri. Jiwa ini masih dibungkus oleh syirik, kemunafikan, kesombongan, ria, dendam, iri dengki, loba tamak hawa nafsu yang tidak baik lebih banyak menguasai diri kita. Tingkah laku kita sering berlawanan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Iman yang kita miliki selama ini hanyalah akal-akalan untuk memuluskan kepentingan hawa nafsu yang seharusnya kita bina dan tundukkan pada aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita belum sanggup menghadapi rayuan dunia dan menghadapi segala ujian dan cobaan kehidupan, iman yang kita miliki tidak ada artinya sehingga tidak mampu membentuk pribadi seperti Rasulullah SAW. Kita hidup dalam kegelisahan, keraguan, ketakutan dan terombang-ambing oleh kehidupan dunia yang fana ini. Kehadiran kita pada alam ini yang seharusnya menjadi rahmat telah berobah menjadi petaka bagi makhluk lainnya. Kita tidak lagi pada posisi yang sebenarnya akal dan budi telah dikalahkan oleh kekuatan hawa nafsu yang jelek demi mengejar materi.
Allah SWT telah menyatakan dengan tegas dalam Al-Quran surat al-Ankabut : 2-3 yang artinya : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman sedangkan mereka belum di uji. Sesungguhnya kami telah menguji orang orang yang sebelum mereka maka sesungguhnya Allah mengetahui orang orang yang benar dan sesungguhnya Allah mengetahui orang orang yang berbohong.”
Memang untuk menjadi orang beriman tidak semudah mengatakannya kita butuh perjuangan dan pengorbanan serta kemauan keras sehingga Iman yang sebenarnya kita miliki bersih dari segala dorongan hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan tertentu. Sudah saatnya kita membenahi diri sebelum pintu untuk itu tertutup sehingga kita menjadi manusia beruntung hidup didunia dan akhirat nanti. Ketika Iman yang kita miliki sudah sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh pribadi Rasulullah SAW maka kita akan menemukan hakekat hidup yang sebenarnya sehingga arah dan tujuan hidup jelas dan terang sudah tentu kita berakhir dengan kebahagiaan.Aamiin...

1 komentar:

  1. iNI dIAMbiL DarI tULisan Dr sAUdarA KU..
    seMOga sUKses SElalu dAN LancAR UruSANNYA...

    BalasHapus